Monday, September 15, 2008

Silaturahmi Ramadhan bersama Duta Besar Arab Saudi Utk Jepang


Ahad yang lalu alhamdulillah kami bersama kawan -kawan muslim Jepang bersama Duta Besar Arab Saudi untuk Jepang mengadakan Buka Bersama. Dalam dialog tersebut, Duta besar Arab Saudi ini lebih banyak berbicara mengenai peran politik luar negeri Arab Saudi yang banyak dipengaruhi oleh kebijakan Amerika. Lebih lanjut duta besar mengatakan bahwa Arab Saudi berusaha sekuat tenaga untuk memainkan peran politiknya dalam kancah perpolitikan international untuk mengedepan kepentingan dunia Islam.
disisi lain dialog juga membicarakan mengenai hubungan Jepang dan Arab saudi yang semakin baik. Bagaimana peran kedua negara dalam melihat maslah Iran dan Nuklir. Kedua negara sepakat bahwa Pengunaan Nuklir untuk perdamaian adalah tindkaan yang wajar. disisi lain duta besar Arab Saudi bergembira karena bertambahnya warga Jepang yang mempelajari Islam dan sekolah pada pendidikan di Arab Saudi.

Baca Selengkapnya..

Saturday, September 6, 2008

Ustad Dr. Muhammad Muqaddas dlm Buka Bersama dg PCIM-Jepang, Ketua Japan Muslim : Muhammadiyah tidak akan pernah menjadi Partai Politik


Pada tanggal 5 September 2008 Ditempat kediaman Sekretaris PCIM-Jepang Sumarwoto,Msc daerah Meguro Tokyo. Pengajian Ramadhan yang menghadirkan pembicara Utama Ustad Prof Dr. Muhammad Muqaddas, yg kebetulan selama seminggu beliau diundang KMII-KBRI Jepang berceramah ramadhan. Hadir Juga dalam silaturahmi itu adalah Ketua Japan Muslim Asosiation, Bpk Dr. Amin Tokumatsu Komei, Penasehat PCIM Jepang Dr. Khalid Higuchi serta Ketua PCIM-Jepang Muhammad Kustiawan,MA , pengurus PCIM serta bapak dan Ibu guru Sekolah Rakyat Indonesia Tokyo (SRIT). Pada kesempatan pengantar sebagai tuan rumah Sekretaris PCIM-Jepang Sumarwoto,Msc mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan ukhuwah Islamiayah antar warga PCIM di Jepang yang dikemas dalam bentuk Buka Bersama.
Kemudian pembicara utama Ustad Dr. Muhammad Muqaddas memberikan siraman rohani dan memberikan gambaran sekilas mengenai keberadaan Muhammadiyah yang berusia 98 tahun sejak didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan tahun 1912.
Menurut Ustad Muqaddas dihadapan pengurus dan simpatisan PCIM Jepang , kita bersyukur kepada allah swt karena hingga saat ini Muhammadiyah telah berumur 98 tahun dan 2 tahun lagi Insya Allah Muhammadiyah tepat pd tahun 2010 Muhammadiyah akan berusia 100 tahun. Pertanyaan yg timbul adalah mengapa Muhammadiyah bisa berusia sepanjang itu? Jawaban adalah karena Muhammadiyah tetap istiqomah dengan jati dirinya sebagai gerakan dakwah Islam "Amar Ma`ruf Nahi Mungkar" . Muhammadiyah bukan partai politik dan Insya Allah Muhammadiyah Insya Allah tidak akan menjadi partai politik. Sebab Muhammadiyah sudah menyadari bahwa dengan gerakan dakwah Islam Amar Ma`ruf Nahi Mungkar Insya Allah muhammadiyah bisa menyampaikan risallah Islam kepada umat dengan sebaik-baiknya. Menurut Ustad muqaddas, Muhammadiyah di Indoensia terdiri dari 30 Propinsi mulai dari Aceh sampai ke papua. Ke 30 Propinsi itu terdiri dari sekian ratus kabupaten. Di Hadapan Pengurus Japan Muslim Asosiation, Ustad Muqaddas lebih lanjut mengatakan bahwa di setiap Propinsi itu banyak didirikan sekolah-sekolah Muhammadiyah. Sekolah-sekolah itu oleh Muhammadiyah digunakan sebagai ujung tombak sebagai dakwah Islam. Disamping tentu saja rumah sakit Muhammadiyah, Panti Asuhan Muhammadiyah, Panti Jompo Muhammadiyah. Tentang Penyiaran Islam di Indonesia, muhammadiyah menekankan tentang pentingnya ukhuwah Islamiyah. Di dalam mengamalkan ajaran Islam berpijak pada Alqur`an dan Hadist dari Muhammad SAW. Untuk mengamalkannya Muhammadiyah melakukan Ijtihad yaitu beberapa ulama di Muhammadiyah berkumpul untuk mencari kesimpulan-kesimpulan terhadap ajaran-ajaran Islam. ketika berijtihad itu Muhammadiyah tidak pernah merasa bahwa Ijtihadnya Muhammadiyah yang terbenar. Oleh karena itu Muhammadiyah sangat menghargai perbedaan pendapat diantara ulama. alhamdulillah Muhammadiyah telah berkembang besar meliputi 30 Propinsi semua digunakan untuk dakwah Islam amar ma`ruf nahi mungkar. Memimpin Muhammadiyah itu harus Ikhlas sebab orang yg memimpin Muhammadiyah itu hanya digaji oleh Allah swt. Seperti saya dengan usia 60 tahun ini, ketika ada kegiatan Muhammadiyah saya hadiri dengan rasa suka cita. Mengapa karena saya merasa Allah swt telah memberikan saya usia dan kekuatan pada diri saya untuk mengamalkan dan menegakan Agama Allah swt yaitu Islam. Diakhir pembicaraan nya Ustad Muqaddas mengucapkan terima kasih kepada Bapak Amin tokuatsu, ketua Japan Muslim bersama rombongan yang lain yg meluangkan waktu mengahdiran acara di rumah bpk sumarwoto bertemu saya selaku Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kami semua sebenarkan memiliki perhatian yg besar terhadap perkembangan Islam di Jepang. Karena letak kami jauh dari Jepang, maka untuk mengetahui lebih detail informasi tentang Muhammadiyah, bisa melalui PCIM-Jepang. Dengan Ukhuwah Islamiyah ini Insya Allah bisa memudahkan kegiatan dakwah di Jepang. Kemudian Ustad Muqaddas mengutip Surat Alhujarat ayat 13 , Allah swt berfirman: " Orang-orang yang beriman itu adalan bersaudara, ciptakanlah persaudaraan yang baik diantara kamu. Mudah-mudahan dengan menciptakan persaudaraan yang baik, kamu semua mudah-mudahan mendapatkan rahmat dari Allah swt". Nah Ukhuwah Islam itu dapat terwujud atas ketaqwaan, bukan perbedaan ras, suku , jabatan, dll. Demikian penjelasan dari saya tenntang Muhammadiyah. kemudian kami menunggu kehadiran bapak Amin berserta rombongan Japan Muslim Asositon untuk datang ke Indonesia bertemu dengan pimpinan pusat Muhammadiyah .
Pada Kesempatan lain, Penasehat PCIM-Jepang, Bpk Khalid Higuchi mengatakan dengan bahasa Inggris yang Insya allah kami artikan bahwa beliau bersyukur dan sangat menikmati silaturahmi dan buka bersama di rumah Pak sumarwoto bersama Ustad Muqaddas serta kawan-kawan PCIM-Jepang semua. Menurut Khalid Higuchi, Muhammadiyah sebagai organisasi yang menekankan kehidupan modren , ilmu pengetahuan dll adalah sesuatu yang bisa diterima oleh masyarakat Jepang secara rasional. Oleh karena itu Beliau berharap dalam kehidupan mendatang Insya allah Muhammadiyah bisa saling bekerja sama dan terus memperat hubungannya dengan muslim jepang bahkan pemerintah Jepang.
Kesempatan berikutnya dibawakan oleh Bapak Amin Tokuatsu, ketua Japan Muslim Asosition yang mnegunakan dua bahasa Inggris maupun Jepang. yang Insya Allah kami artikan , beliau menjelaskan kondisi dan perkembangan dakwah yang dilakukan oleh Japan Muslim Assosition . Organisasi Muslim Jepang ini didirikan pada tahun 1952. Sejak berdiri Organisasi Muslim Jepang ini telah memiliki anggota lebih dari 300 anggota muslim Jepang. Jadi dijepang terdapat lebih dari 300 organisasi Muslim. Lebih lanjut beliau mengatakan Muslim Jepang lebih bnaka katip pada organisasi muslim Jepang. Ketua Muslim Jepang ini dipilih setiap dua tahun sekali dalam rapat majelis syuro yg terdiri 13 orang. Program majelis syuro ini setiap bulan diadakan meeting. Menurut Bpk Amin Tokuatsu, ada beberapa kegiatan Muslim Jepang dituntut bertnaggung jawab dalam kegiatan dibebankan yang dilaporkan setiap anggota setiap bulannya. Karena Orang Jepang lebih suka dengan bacaan atau buku, maka kegiatan Muslim jepang lebih menekan pada kegiatan tulisan diartikel berbahasa jepang disamping juga ada kegiatan Muslim Camp yang juga dihadiri juga orang Jepang yg bukan Muslim. Baru-baru ini Japan muslim menyelenggarakan Muslim Camp yg diikutioleh 90 peserta. Tujuan dari kegiatan muslim jepang terutama menterjemah tulisan tentang islam ke dalam berbaha Jepang, cara sholat, cara baca Alqur`an dll yang kesemua bertujuan sebisa mungkin prnag jepang bisa memahami islam dengan benar.
Pada Sessi terakhir kegiatan, Ketua PCIM-Jepang Muhammad Kustiawan, mengatakan sangat bersyukur bisa diadakan kegiatan silaturahmi ini yang juga dihadiri oleh organisasi muslim Jepang dan perkumpulan guru-guru Sekolah Rakyat Indonesia Tokyo ini. semoga dengan niat ikhlas untuk mengembangkan Islam melalui Muhammadiyah dengan berpijak dengan pemahaman Islam menurut Alqur`an dan Hadist Insya Allah Muhammadiyah Jepang akan jaya dan bersinar. Muhammadiyah Jepang melakukan gerakan dakwah tidak hanya dengan organisasi muslim Ornag Indonesia saja akan tetapi akan mengembangankan islam secara internasional bersama kelompok Islam internasional yang ada di jepang tentunya berpijak pada konsep yang dibawa oleh K.H ahmad Dahlan dalam mengembangkan Islam dengan pedoman Amar Ma`ruf Nahi Mungkar. Karena Muhammadiyah Masih "bayi" mohon agar didoakan semoga kawan-kawan yg bergerak mengembangkan dakwah melalui muhammadiyah Jepang ini agar tetap istiqomah dan selalu ikhlas menjalankan kegiatannya sesuai dengan keterbatasan dan keammpuan yang ada. amin

Baca Selengkapnya..

Monday, September 1, 2008

Dialog Bersama Mohammed Al-Bbatairy, Ketua World Assembly of Muslim Youth


Pada Bulan lalu bertempat di Gedung Islamic Center Japan telah diselenggarakan diskusi bulanan Islamic center Japan yang menghadirkan pembicara yang salah satunya syeikh Mohammad Al-Bbatairy, beliau adalah ketua Muslim dunia. Menurut mohammad Al-Bbairy Dakwah harus terus berjalan bersama berjalan peradaban dunia. Islam sebagai agama rahmatan lil alamin harus hadir sebagai kekuatan pengubah peradaban dunia.
Lebih lanjut Mohammaed mengatakan bahwa Gerakan Islam harus terus menyebar keseluruh dunia sehingga mampu membawa keberkahan dan perubahan dunia. Islam sebagai aset terbesar peradaban dunia harus menjadi pioner terdepan untuk membangkitkan semangat zaman yang berjalan saat ini.

Baca Selengkapnya..

Tuesday, July 8, 2008

Din Syamsuddin - Muhammadiyah Jepang Bicarakan Pendidikan Nasional


Selasa, 08 Juli 2008
Din Syamsuddin bersama Pengurus PCIM Jepang di Tokyo, 4 Juli 2008 (Foto: Sumarwoto)Sapporo-Setelah menghadiri acara World Religious Leader Summit yang diadakan di Sapporo, Jepang 2-3 Juli 2008, Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin berkesempatan bertemu Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jepang. Dalam pertemuan yang berlangsung di Hotel Sheraton Sapporo, Hokaido, Jepang, Kamis Malam (3/04/2008) tersebut selain membahas perkembangan upaya dialog antar agama di dunia, juga membahas tentang situasi politik dalam negeri.

Menurut release yang dikirim Ketua PCIM Jepang, Kustiawan, kepada muhammadiyah.or.id, Din dan anggota PCIM Jepang membahas kondisi Indonesia, khususnya persoalan pendidikan, saat ini sangat mendesak. Dalam diskusi tersebut dibahas bahwa setelah ada perjuangan untuk menaikkan anggaran pendidikan menjadi 20% dari APBN, saat ini perlu dikaji mendalam untuk mengalokasikan anggaran itu mau.

Menurut Kustiawan, Din malam ini menyarankan bahwa sebaiknya dana 20% untuk pendidikan tersebut dipriotaskan untuk kegiatan seperti untuk mengirimakan dosen studi ke luar negeri atau dibuat sebuah wadah baru universitas unggulan yang disana menampung semua lulusan luar negeri yang bertahun-tahun bekerja diluar negeri. Dalam kesempatan tersebut, Din juga mengingatkan agar masahasiswa yang belajar di Universitas Hokkaido ini bisa membawa ilmu ke Indonesia untuk kemajuan bangsa..

Pertemuan di Tokyo

Pada hari Jum’atnya, diruang sekretariatan PCIM-Jepang yang berada di Sekolah Republik Indonesia (SRIT) Tokyo, pengurus inti PCIM-Jepang melanjutkan dialog bersama Din Syamsudin menyangkut berbagai hal kegiatan dakwah dengan berbagai elemen yang harus terus dilakukan. Hal ini menurut Kustiawan sesuai dengan program PCIM-Jepang bersama dan Japan Muslim Assosition yang mengadakan kerja sama kegiatan dakwah di Jepang. Setelah acara dialog, Din berkesempatan menyampaikan Khutbah Jum’at yang kemudian dilanjutkan dengan silaturahim dengan KMII Jepang dan juga warga muslim di Tokyo. Berbeda dengan kesempatan sebelumnya, pada silaturahmi kali ini, Din banyak membahas tentang perlunya pemimpin yang bermoral dan didukung oleh semua elemen bangsa untuk memabawa bangsa menjadi lebih baik. “ Insya Allah bila moralitas ini dijadikan prioritas utama untuk memilih pemimpin Indonesia, Indonesia akan maju bersama dgn persatuan kekuatan bangsa yg ada” demikian Din menyampaikan harapannya. (arif).
sumber web site www.muhamamdiyah.or.id

Baca Selengkapnya..

Sunday, July 6, 2008

Mengikuti Konferensi World Religion Leader for Peace



Sapporo, Pada tanggal 2 - 3 Juli 2008 kali pertama alhamdulillah saya mengikuti kegiatan forum perdamaian dunia yang dihadiri pejabat dan pemimpin agama tingkat tinggi. Pada saat itu dalam waktu bersamaan saya mendapat kesempatan bertatap muka langsung dengan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. alhamdulillah sekali banak kesempatan berbicara dengan beliau berbagai hal. dalam konferensi ini, saya sebagai peninjau dan berkesempatan bertemu dengan para pemuka dan pemimpin dunia. saya sangat berbahagia dapat bertemu langsung dengan para pemuka agama dunia yang ini sangat jarang sekali. mudah-mudahan silaturahmi dengan Bapak Din dan para pemuka agama dunia menjadikan pelajaran yang berharga bagi saya.
dalam konferensi menrumuskan berbagai hal menyangkut kehidupan umat manusia di dunia diantaranya Kerusakan yang melanda dunia dewasa ini, seperti ditandai oleh kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, kerusakan lingkungan, pemanasan global, perubahan iklim, dan perang. Hal tersbut tidak lepas dari ulah negara-negara maju, menurut Pak Din Syamsuddin.Kita berharap masukan dari dari para pemimpin agama dunia memberikan terobosan baru untuk membuka kesadaran negara-negara maju agar benar-benar memperhatikan kerusakan semua elemen yg dialami dunia saat ini.

Baca Selengkapnya..

Sunday, May 18, 2008

Ketua PCIM-Jepang : Nasionalisme Masih Sekadar Retorika

Sumber di Tabloid Gatra (http://www.gatra.com/artikel.php?id=114777)
Tokyo, 17 Mei 2008 07:56
Sejumlah warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Jepang, khususnya Tokyo, menilai saat ini nasionalisme masih dijadikan sekadar retorika oleh para pemimpin nasional dan juga masih banyaknya rakyat Indonesia yang memahami paham kebangsaan itu secara sempit.

Demikian pandangan sejumlah WNI baik dari kalangan intelektual, diplomat, maupun warga biasa, di Tokyo, seperti dikutip dari Antara, Jum`at (16/5), berkaitan dengan peringatan seabad Hari Kebangkitan Nasional (Harkinas) yang jatuh pada 20 Mei mendatang.

Dalam perbincangannya baik melalui telepon, e-mail, maupun dialog langsung, usai shalat Jum`at, banyak warga juga berharap bahwa kebangkitan nasional bisa menjadi momentum bagi upaya membangun kemandirian bangsa dengan peran utama berada di pundak para pemimpin nasional.

Ketua cabang Muhammadiyah Jepang, Muhammad Kustiawan, mengatakan, nasionalisme saat ini sekadar retorika yang didengung-dengungkan para pemimpin nasional, namun mentah dalam implementasinya. "Makna sesungguhnya dari nasionalisme menjadi sekadar kalimat yang tidak bermakna bagi rakyat. Pemahaman nasionalisme juga didominasi oleh pengertian subyektif para pemimpin," ujarnya.
Pandangan yang menuntut peran pemimpin juga disampaikan oleh tokoh olahraga Kempo Indonesia di Jepang, Boy Adiwibowo, yang melihat perlunya rasa persatuan lebih dulu ditunjukkan para pemimpin nasional, sehingga rakyat memiliki patron yang jelas dan terarah. "Kalau perlu dibentuk suatu koalisi para pemimpin yang bisa menjadi bukti nyata dari nasionalisme itu," kata Boy yang juga Kepala Perwakilan PT Pertamina di Jepang.

Ketua Himpunan Alumni Jepang (Persada) di Tokyo, Pudjiatmoko, yang juga Atase pertanian KBRI Tokyo, mengakui bahwa peran moral dan pengorbanan dari seorang pemimpin bisa menjadi motor yang kuat dalam membangun nasionalisme rakyat.

Nasionalisme dalam pandangan mereka juga diarahkan dalam upayanya membangun kemandirian bangsa yang berwujud dalam semangat membangun budaya unggul, sehingga mampu memberi nilai tambah akan keberadaan suatu bangsa.

Dalam banyak hal, masyarakat Indonesia di Jepang juga membandingkannya dengan semangat nasionalisme di Jepang yang tetap kuat, meski Jepang juga terlihat `berjuang` terus untuk menyesuaikannya dengan tuntutan globalisasi.

"Nasionalisme masyarakat Jepang masih kuat, karena mereka sadar kalau sebagai bangsa mereka memiliki suatu nilai tambah. Semangat bushido-nya? Terlihat dari kerja keras, disiplin kemauan untuk terus maju," kata Agus Nawi, satu-satunya manajer berkebangsaan Indonesia di sebuah perusahaan terkenal di Tokyo yang khusus menjual alat-alat elektronik.

Agus lantas mencontohkan betapa rakyat Jepang tetap mencintai produknya sendiri. Kalaupun harus membeli produk buatan negara lain, setidaknya pada umumnya tetap berasal dari merek-merek Jepang.

Lebih jauh pandangan nasionalisme juga diakui oleh mereka sedang mengalami penurunan makna, sehingga tidak heran sebagian bangsa Indonesia juga mengartikannya secara sempit, sebagai bentuk patriotisme (cinta tanah air) yang sempit. "Harus diakui kalau nasionalisme tergerus oleh jaman, namun sebetulnya rasa nasionalisme itu masih ada di dada setiap rakyat Indonesia. Semangat itulah yang perlu dijaga," kata Mayor (Inf) Indra Sakti Handoyo, perwira pembantu Atase Pertahanan di KBRI Tokyo.

Indra kemudian mencontohkan bagaimana saat terjadinya bencana tsunami di Aceh dan gempa di Yogyakarta, jutaan rakyat Indonesia memberikan pertolonganya kepada sesama warganya yang berada di Aceh, meski ada keterbatasan dan kendala dalam melaksanakannya.

Hal senada juga dikatakan Pudjiatmoko, yang menekankan perlunya mengajarkan nasionalisme sebagai hal yang sederhana dan membumi. Nasionalisme tidak terlepas dari upaya mengatasi persoalan nasional yang ada di dean mata, seperti korupsi, pendidikan dan penegakan hukum. "Bagi saya, nasionalisme itu harus ditunjukkan secara sederhana. Bagaimana berdisiplin, bekerja keras dan memberi yang terbaik dibidang apa saja, seperti yang ditunjukkan Jepang dengan budaya unggulnya. Setelah itu barulah berbicara dalam konteks yang lebih luas," jelasnya.

Baca Selengkapnya..

Sunday, May 4, 2008

Islam Berkemajuan, Kunci Dakwah Muhammadiyah Jepang

Dimuat di website Muhammadiyah : http://www.muhammadiyah.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1086&Itemid=2
Tokyo- Muhammad Kustiawan, MA, Ketua PCIM Jepang menyatakan bahwa konsep dan pemikiran Muhammadiyah yang mengedepankan dialog peradaban, Islam berkemajuan serta mengutamakan berpendapat dengan dasar Alqur`an dan As-sunnah menjadi kunci dakwah Muhammadiyah terhadap Muslim Jepang saat ini. Pernyataan yang diungkapkan pada acara Kajian Islam bulanan PCIM-Jepang, Sabtu(26/04/2008) ini disampaikan dalam bahasa Indonesia dan Jepang karena hadir beberapa Muslim Jepang yang bersimpati pada Muhammadiyah. Uniknya sebagian besar muslim Jepang itu sudah menikah dengan orang Indonesia. Lebih lanjut Kustiawan menyatakan pada pengajian tersebut bahwa hal yang menjadi kunci dakwah Muhammadiyah kepada Muslim di Jepang adalah pandangan Muhammadiyah terhadap Demokrasi dan Perubahan Dunia dengan kaca mata Islam sebagai rahmatan Lil alamin, terutama aplikasinya dalam pendidikan dan moral. Sementara itu, kaitannya dengan kepentingan Indonesia, Ph.d Candidate pada Departemen Ilmu Politik, Kokushikan University ini berpesan bahwa Muhammadiyah
Jepang termasuk seluruh anggota dan simpatisannya harus benar-benar mengedepan moralitas dan menjujung tinggi kedisplinan. Karena menurut dia hal inilah yang bisa segera merubah Indonesia dengan wajah Islam yg berkemajuan, dinamis, santun dan berpendidikan serta mengutamakan IPTEK disegala bidang”.

Kajian Bulanan PCIM-Jepang dan muslim Jepang ini sebelumnya dimulai dengan penyampaian pembuka diskusi oleh Sumarwoto,Msc, Sekretaris Umum PCIM-Jepang yang juga Kepala Sekolah Indonesia Jepang Tokyo. Setelah sambutan Ketua PCIM, acara dilanjutkan dengan Pengajian bulanan yang disampaikan oleh Muhammad Sahlan dengan tema mengenai syarah-syarah Ahlus Sunnah wal Jama`ah setelah sebelumnya jamaah pengajian mendengarkan paparan dari Kamei seorang Muslim Jepang, suami seorang Muslimah Indonesia yang juga anggota PCIM Jepang dan dan Khalid Higuchi Mimasaka, sesepuh Muhammadiyah Jepang yang merupakan Professor Cyber University dan President Honorarium Japan Muslim Assosiation yang pada kesempatan tersebut juga menjadi tuan rumah pengajian di Cofu-Tokyo-Japan.Masakan muslim ala Jepang yang dibuat oleh ibu Higuchi menjadi kenangan tersendiri bagi peserta pengajian tersebut. Makanan dengan paduan shusi , berupa ikan yang dibumbui oleh saus dan lainya, menambah nuansa kekeluargaan acara tersebut. (arif)


Baca Selengkapnya..